Friday, April 22, 2016

Pengertian Tasawuf

Pengertian, defininid dan dasar-dasar tasawuf
Lafal kata tasawuf merupakan mashdar (kata jadian ) bahasa arab dari fi’il (kata kerja) menjadi . kata merupakan (kata kerja tambahan dan huruf), yaitu ‘ta’ dan ‘tasydid’, yang sebenarnya berasal dari (kata kerja asli dari tiga huruf), yang berbunyi menjadi (mashdar); artinya ‘mempunyai bulu yang banyak’. Perubahan dari kata menjadi kata yang dalam kaidah bahasa arab, berarti (menjadi) berbulu yang banyak, dengan arti sebenarnya adalah menjadi sufi yang ciri khas pakaiannya selalu terbuat dari bulu domba (wol).Definisi tasawuf
Beberapa ulama memberikan defenisi beragam tentang tasawuf, satu dengan yang lain hampir tidak adaperbedaan, antara lain adalah :
1.      Menurut Syekh Muhammad Amin Al-Kudry
Tasawuf adalah suatu ilmu yang dapat diketahui hal ikhwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannnya dari sifat-sifat buruk dan mengisinya dengan sifat terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju (keridhaan) Allah dan meninggalkan (larangannya) menuju kepada (perintahnya)
2.      Menurut Abu Bakar Al-Kattanny
Tasawuf adalah budi-pekerti; Barangsiapa yang memberikan bekal budi pekerti atasmu, berarti ia memberi bekal atas dirimu dalam tasawuf. Maka hamba yang jiwanya menerima (perintah) untuk beramal, karna sesungguhnya mereka melakukan suluk dengan nur(petunjuk) Islam. Dan ahli Zuhud yang jiwanya menerima (perintah) untuk melakukan beberapa akhlak (terpuji) karna mereka telah melakukan suluk dengan nur (petunjuk) imanya.(Al-Ghazali,tt:367)
3.      Al-Junaid Al-Baghdaady
Tasawuf adalah meme-lihara (menggunakan) waktu.(Lalu) ia berkata : seseorang hamba tidak akan menekuni (amalan Tasawuf) tanpa aturan (tertentu), (menganggap) tidak tepat(ibadahya) tanpa tertuju kepada Tuhannya dan merasa tidak berhubungan (dengan Tuhannya) tanpa menggunakan waktu (untuk beribadah kepada-Nya).(Muhammad Amin, 1389 : 109)
4.      Ma’ruf Al-Karakhy.
Tasawuf adalah mencari hakikat dan meninggalkan sesuatu yang ada di tangan makhluk, (kesenangan duniawi). As-Sahrawardi, tt. : 313)
Dari berbagai defenisi diatas, dapat di pahami, bahwa Tasawuf adalah melakukan ibadah kepada Allah dengan cara-cara yang dirintis oleh Ulama Shufi, yang disebutnya sebagai jalan mencapai suatu tujuaan, mendapatkan keridhaan Allah serta kebahagian di Akhirat. Kata Shufi atau Shuffiyah di artikan sebagai orang yang selalu mengamalkan ajaran Tasawuf dalam kehidupannya sehaari-hari.
Dasar-dasar Tasawuf
Jauh sebelum lahirnya agama Islam, memang sudah ada ahli Mistik yang menghabiskan masa hidupnya dengan mendekatkan diri kepada tuhannya; antara lain terdapat pada India Kuno yang beragama Hindu maupun Budha. Orang-orang Mistik tersebut dinamakan Gymnosophitsts oleh Penulis Barat, yang di artikan sebagai orang-orang yang bijaksana yang berpakaian terbuka sebagaimana ahli mistik Hindu, Budha selain itu juga ahli mistis Kristen (masehi) yang tata cara pelaksanaan mendekatkan diri kepada Allah tidak jauh berbeda dengan cara shufi Islam yang lahir setelahnya.
Walaupun Tasawuf Islam dilatar-belakangi oleh berbagai Mistik yang berkembang sebelumnya, tidak berarti bahwa hal itu merupakan kelanjutan daripada ajaran Mistik sebelumnya. Adanya sisi kesamaan tidak mutlak adanya pengaruh langsung, sebab Tasawuf Islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah S.A.W.
Selanjutnya, dapat dikemukakan beberapa nash yang mengandung ajaran Tasawuf, antara lain firmal Allah, Surat Al-Ahzab [33] ayat 41-42 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (٤١) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا (٤٢
Artinya Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah dengan menyebut (nama-Nya) sebanyak-banyaknya142. dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.(QS. [33], Al Ahzab: 41-42)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS. [2] al-Baqarah 2:186).
Selain ayat di atas juga terdapat dalam surat Al-Hadid ayat 20 dan lain-lain.
Kehidupan Rasulullah mengambarkan kehidupan seorang Sufi, karna ia sangat sederhana, beliau menjauhkan dirinya dari kehidupan mewah. Hal ini merupakan amalan zuhud dalam ajaran Tasawuf Islam. Selain itu , sebelum beliau di angkat menjadi Rasul,ia sering melakukan Khalwat  di jabr Nur untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan-Nya. Berulangkali Nabi menempuh kehidupan yang seperti itu, dengan bekal hidup sangat terbatas; berupa roti kering, buah-buahan, dan air putih yang mengambarkan kesederhanaanya sebagai seorang shufi.
Nabi mengasingkan diri (‘uzlah) dijabal Nur hidup sendirian (infiraad) dari masyarakat Quraisy yang semakin hari semakin rusak akhlaqnya. Ditempat itu, Beliau ingin bertemu dengan Tuhan-Nya (liqaa) dan memohon petunjuk-Nya serta mencai kehidupan yang berbeda dengan kehidupan Quraisy yang setiap saat melakukan dosa. Akhirnya datanglah malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu Allah yang mengandung petunjuk dan ajaran, untuk selanjutnya di sampaikan kepada ummat manusia, agar terhindar dari jalan yang sesat menuju ke jalan yang di ridhai-Nya.


Sejarah perkembangan tasawuf
A.    Pada abad pertama dan kedua Hijriah
1.      Perkembangan Tasawuf pada masa sahabat

a.      Abu Bakar Ash- Siddiq (W. Tahun. 13 H)
Beliau adalah saudagar kaya raya ketika masih berada di Mekkah. Tetapi ketika ia hijrah ke Madinah, harta kekayaanya telah habis di sumbangkan untuk kepentingan tegaknya agama Allah, sehingga ia dan keluarganya mengalami kemiskinan dalam hidupnya.

b.      Ummar bin Khathtab, (W. Tahun 23 H)
Beliau termasuk orang yang tinggi kasih sayangnya terhadap sesama manusia, maka ketika ia menjadi khalifah, beliau selalu mengadakan pengamatan langsung terhadap keadaan rakyat nya

c.       Utsman bin Affan
Meskipu  ia diberikan rezeki oleh Allah, namun ia selalu ingin hidup yang sederhana. Sedangkan harta kekayaanya yang berlimpah ruah, selalu di jadikan sarana untuk menolong orang-orang miskin.

d.      Ali bin Abi Thalib
Beliau juga termasuk orang yang senang hidup sederhana, sehingga di riwayatkan bahwa ketika sahabat lain berkata kepadanya; mengapa Khalifah senang memakai baju itu, padahal sudah robek-robek? Ali menjawab, aku senang memakainya agar menjadi tauladan sepada orang banyak, sehingga mereka mengerti bahwa hidup sederhana merupakan sikap mulia.

e.       Salman Al-Farishi
Sejak salman masih beragama Masehi, ia sudah dikenal sebagai orang yan sangat arif dan mengetahui secara mendalam ilmu-ilmu ghaib. Iapun pernah meramalkan akan datangnya seorang Rasul akhir zaman ( Yaitu Muhammad). Ia pun tergolong ahli Zuhud orang-orang masehi yang mengembara berbagai negeri.

f.        Abu Dzarr Al-Ghifaary
Ia adalah seorang Shufi yang selalu mengamalkan ajaran Zuhud yang telah dirintis oleh Abu Bakar dan Ummar. Ia lebih senang memilih cara hidup yang miskin, dan tidak pernah merasa menderrita bila di timpa cobaan.

g.      Ammar bin Yaasir
Ia seorang Shufi yang sangat setia kepada Khalifah Ali bin Abi Thalib, sehingga terlihat ajaran Tasawuf yang telah di amalkan oleh Ali sebelumnya .
h.      Hudzifah bin Al-Yaman
Ia tergolong salah seorang Shufi yang setia kepada Ali bin Abi Thallib, Ia juga tergolong sebagai Alim yang bijaksana, sehingga banyak orang yang datang belajar Tasawuf kepadanya.

i.        Miqdaad bin Aswad (W. Tahun 33 H)
Ia adalah seorang shufi yang berpegang teguh kepada jaran zuhud, dan termasuk salah seorang Ulama Shufi yang sangat menentang kebijaksanaan yang di jalankan oleh khalifah Utsman.

2.      Perkembangan Taswuf pada masa Tabi'in
a.      Al-Hasan Al- Bashry;(22H-110H)
Ia mendapatkan ajaran Taswuf dari Hudzaifah bin Al-Yaman, sehingga ajaran itu mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam kehidupannya sehari-hari.
b.      Rabi'ah Al-Adawiyah; (W. Tahun 185 H)
Ia terkenal sebagai Ulama Shufi wanita yang mempunyai banyak murid dari kalangan wanita pula.
c.       Sufyan bin Sa'id Ats-Tsaury; (97-161 H)
Ia dilahirkan di kufah, kemudian meninggal di Basrah.
3.      Perkembangan Tasawuf pada abad ketiga Hijriah
Pada abad ini, perkebangan Tasawuf cukup ditandai adanya segolong Ahli Tasawuf yang mecoban menyelidiki inti ajaran tasawuf yang berkembang pada masa itu mereka membaginya menjadi tiga macam, yaitu :
·         Pertama : Tasawuf yang berintikan ilmujiwa
·         Kedua             : Taswuf yang berintikan Ilmu Akhlaq:
·         Ketiga : Tasawuf yang berintikan metafisika
Tokoh sufi yang terkenal pada abad ini yaitu :
a.      Abu sulaiman Ad-Daaraany;(W.215 H)
b.      Ahmad bin Al-Hawaary Ad-Damasqiy; (W. 230 H)
c.       Abu Faidh Dzun-Nun bin Ibrahim al-Mishry;(W. 245 H)
d.      Abu Yazid Al-Bushthaamy; (W. 261 H/874 M)
e.       Junaid Al-Baghdaady; (W. Tahun 298 H)
f.        Al-Hallaj; lahir tahun 244 H/858 M.

4.      Perkembangan Tasawuf Pada Abad Keempat Hijriah.

Pada Abad ini kemajuan Ilmu Tasawuf lebih pesat dibandingkan dengan kemajuannya di abad ketiga Hijriah, karena usaha maksimalnya para UlamaTasawuf untuk mengembangkan ajaran Tasawufnya masing-masing. Sehingga kota baghdad yang hanya satu-satunya kota yang tekenal sebagai pusat kegiatan Tasawuf yang paling besar lainnya.

5.      Pada Abad kelima Hijriah

Disamping adanya pertentangan antara Ulama Shufi dengan Ulama Fiqh, maka abad kelima ini keadaan semakin rawan ketika berkembangnya mazhab Syari'ah Ismaa'iiliyah; yaitu suatu mazhab (faham) yang hendak mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada keturunan Ali bin Abi Thalib.




EmoticonEmoticon

loading...

Featured Posts

klik disini