Pengertian,
defininid dan dasar-dasar tasawuf
Lafal kata tasawuf merupakan mashdar
(kata jadian ) bahasa arab dari fi’il (kata kerja) menjadi . kata merupakan
(kata kerja tambahan dan huruf), yaitu ‘ta’ dan ‘tasydid’, yang sebenarnya
berasal dari (kata kerja asli dari tiga huruf), yang berbunyi menjadi
(mashdar); artinya ‘mempunyai bulu yang banyak’. Perubahan dari kata menjadi
kata yang dalam kaidah bahasa arab, berarti (menjadi) berbulu yang banyak,
dengan arti sebenarnya adalah menjadi sufi yang ciri khas pakaiannya selalu
terbuat dari bulu domba (wol).Definisi tasawuf
Beberapa ulama memberikan defenisi
beragam tentang tasawuf, satu dengan yang lain hampir tidak adaperbedaan,
antara lain adalah :
1. Menurut
Syekh Muhammad Amin Al-Kudry
Tasawuf
adalah suatu ilmu yang dapat diketahui hal ikhwal kebaikan dan keburukan jiwa,
cara membersihkannnya dari sifat-sifat buruk dan mengisinya dengan sifat
terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju (keridhaan) Allah dan
meninggalkan (larangannya) menuju kepada (perintahnya)
2. Menurut Abu
Bakar Al-Kattanny
Tasawuf
adalah budi-pekerti; Barangsiapa yang memberikan bekal budi pekerti atasmu,
berarti ia memberi bekal atas dirimu dalam tasawuf. Maka hamba yang jiwanya
menerima (perintah) untuk beramal, karna sesungguhnya mereka melakukan suluk
dengan nur(petunjuk) Islam. Dan ahli Zuhud yang jiwanya menerima (perintah)
untuk melakukan beberapa akhlak (terpuji) karna mereka telah melakukan suluk
dengan nur (petunjuk) imanya.(Al-Ghazali,tt:367)
3. Al-Junaid
Al-Baghdaady
Tasawuf adalah
meme-lihara (menggunakan) waktu.(Lalu) ia berkata : seseorang hamba tidak akan
menekuni (amalan Tasawuf) tanpa aturan (tertentu), (menganggap) tidak
tepat(ibadahya) tanpa tertuju kepada Tuhannya dan merasa tidak berhubungan
(dengan Tuhannya) tanpa menggunakan waktu (untuk beribadah
kepada-Nya).(Muhammad Amin, 1389 : 109)
4. Ma’ruf
Al-Karakhy.
Tasawuf
adalah mencari hakikat dan meninggalkan sesuatu yang ada di tangan makhluk,
(kesenangan duniawi). As-Sahrawardi, tt. : 313)
Dari
berbagai defenisi diatas, dapat di pahami, bahwa Tasawuf adalah melakukan
ibadah kepada Allah dengan cara-cara yang dirintis oleh Ulama Shufi, yang
disebutnya sebagai jalan mencapai suatu tujuaan, mendapatkan keridhaan Allah
serta kebahagian di Akhirat. Kata Shufi atau Shuffiyah di artikan sebagai orang
yang selalu mengamalkan ajaran Tasawuf dalam kehidupannya sehaari-hari.
Dasar-dasar Tasawuf
Jauh sebelum
lahirnya agama Islam, memang sudah ada ahli Mistik yang menghabiskan masa
hidupnya dengan mendekatkan diri kepada tuhannya; antara lain terdapat pada
India Kuno yang beragama Hindu maupun Budha. Orang-orang Mistik tersebut
dinamakan Gymnosophitsts oleh Penulis Barat, yang di artikan sebagai
orang-orang yang bijaksana yang berpakaian terbuka sebagaimana ahli mistik
Hindu, Budha selain itu juga ahli mistis Kristen (masehi) yang tata cara
pelaksanaan mendekatkan diri kepada Allah tidak jauh berbeda dengan cara shufi
Islam yang lahir setelahnya.
Walaupun
Tasawuf Islam dilatar-belakangi oleh berbagai Mistik yang berkembang
sebelumnya, tidak berarti bahwa hal itu merupakan kelanjutan daripada ajaran
Mistik sebelumnya. Adanya sisi kesamaan tidak mutlak adanya pengaruh langsung,
sebab Tasawuf Islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan Hadist Rasulullah
S.A.W.
Selanjutnya,
dapat dikemukakan beberapa nash yang mengandung ajaran Tasawuf, antara lain
firmal Allah, Surat Al-Ahzab [33] ayat 41-42 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (٤١) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا
(٤٢
Artinya
Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allah dengan menyebut
(nama-Nya) sebanyak-banyaknya142. dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi
dan petang.(QS. [33], Al Ahzab: 41-42)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي
فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا
بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya :
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran (QS. [2] al-Baqarah 2:186).
Selain ayat
di atas juga terdapat dalam surat Al-Hadid ayat 20 dan lain-lain.
Kehidupan
Rasulullah mengambarkan kehidupan seorang Sufi, karna ia sangat sederhana,
beliau menjauhkan dirinya dari kehidupan mewah. Hal ini merupakan amalan zuhud
dalam ajaran Tasawuf Islam. Selain itu , sebelum beliau di angkat menjadi
Rasul,ia sering melakukan Khalwat di
jabr Nur untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhan-Nya. Berulangkali Nabi menempuh
kehidupan yang seperti itu, dengan bekal hidup sangat terbatas; berupa roti
kering, buah-buahan, dan air putih yang mengambarkan kesederhanaanya sebagai
seorang shufi.
Nabi mengasingkan
diri (‘uzlah) dijabal Nur hidup sendirian (infiraad) dari masyarakat Quraisy
yang semakin hari semakin rusak akhlaqnya. Ditempat itu, Beliau ingin bertemu
dengan Tuhan-Nya (liqaa) dan memohon petunjuk-Nya serta mencai kehidupan yang
berbeda dengan kehidupan Quraisy yang setiap saat melakukan dosa. Akhirnya
datanglah malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu Allah yang mengandung
petunjuk dan ajaran, untuk selanjutnya di sampaikan kepada ummat manusia, agar
terhindar dari jalan yang sesat menuju ke jalan yang di ridhai-Nya.
Sejarah
perkembangan tasawuf
A.
Pada abad pertama dan kedua Hijriah
1. Perkembangan
Tasawuf pada masa sahabat
a.
Abu Bakar Ash- Siddiq (W. Tahun. 13 H)
Beliau adalah saudagar kaya raya ketika masih berada
di Mekkah. Tetapi ketika ia hijrah ke Madinah, harta kekayaanya telah habis di
sumbangkan untuk kepentingan tegaknya agama Allah, sehingga ia dan keluarganya
mengalami kemiskinan dalam hidupnya.
b.
Ummar bin Khathtab, (W. Tahun 23 H)
Beliau termasuk orang yang tinggi kasih sayangnya terhadap
sesama manusia, maka ketika ia menjadi khalifah, beliau selalu mengadakan
pengamatan langsung terhadap keadaan rakyat nya
c.
Utsman bin Affan
Meskipu ia
diberikan rezeki oleh Allah, namun ia selalu ingin hidup yang sederhana.
Sedangkan harta kekayaanya yang berlimpah ruah, selalu di jadikan sarana untuk
menolong orang-orang miskin.
d.
Ali bin Abi Thalib
Beliau juga termasuk orang yang senang hidup
sederhana, sehingga di riwayatkan bahwa ketika sahabat lain berkata kepadanya;
mengapa Khalifah senang memakai baju itu, padahal sudah robek-robek? Ali
menjawab, aku senang memakainya agar menjadi tauladan sepada orang banyak,
sehingga mereka mengerti bahwa hidup sederhana merupakan sikap mulia.
e.
Salman Al-Farishi
Sejak salman masih beragama Masehi, ia sudah dikenal
sebagai orang yan sangat arif dan mengetahui secara mendalam ilmu-ilmu ghaib.
Iapun pernah meramalkan akan datangnya seorang Rasul akhir zaman ( Yaitu
Muhammad). Ia pun tergolong ahli Zuhud orang-orang masehi yang mengembara
berbagai negeri.
f.
Abu Dzarr Al-Ghifaary
Ia adalah seorang Shufi yang selalu mengamalkan ajaran
Zuhud yang telah dirintis oleh Abu Bakar dan Ummar. Ia lebih senang memilih
cara hidup yang miskin, dan tidak pernah merasa menderrita bila di timpa
cobaan.
g.
Ammar bin Yaasir
Ia seorang Shufi yang sangat setia kepada Khalifah Ali
bin Abi Thalib, sehingga terlihat ajaran Tasawuf yang telah di amalkan oleh Ali
sebelumnya .
h.
Hudzifah bin Al-Yaman
Ia tergolong salah seorang Shufi yang setia kepada Ali
bin Abi Thallib, Ia juga tergolong sebagai Alim yang bijaksana, sehingga banyak
orang yang datang belajar Tasawuf kepadanya.
i.
Miqdaad bin Aswad (W. Tahun 33 H)
Ia adalah seorang shufi yang berpegang teguh kepada
jaran zuhud, dan termasuk salah seorang Ulama Shufi yang sangat menentang
kebijaksanaan yang di jalankan oleh khalifah Utsman.
2. Perkembangan
Taswuf pada masa Tabi'in
a.
Al-Hasan Al- Bashry;(22H-110H)
Ia mendapatkan ajaran Taswuf dari Hudzaifah bin
Al-Yaman, sehingga ajaran itu mempengaruhi sikap dan prilakunya dalam
kehidupannya sehari-hari.
b.
Rabi'ah Al-Adawiyah; (W. Tahun 185 H)
Ia terkenal sebagai Ulama Shufi wanita yang mempunyai
banyak murid dari kalangan wanita pula.
c.
Sufyan bin Sa'id Ats-Tsaury; (97-161 H)
Ia dilahirkan di kufah, kemudian meninggal di Basrah.
3. Perkembangan
Tasawuf pada abad ketiga Hijriah
Pada abad ini, perkebangan Tasawuf cukup ditandai
adanya segolong Ahli Tasawuf yang mecoban menyelidiki inti ajaran tasawuf yang
berkembang pada masa itu mereka membaginya menjadi tiga macam, yaitu :
·
Pertama : Tasawuf yang berintikan ilmujiwa
·
Kedua :
Taswuf yang berintikan Ilmu Akhlaq:
·
Ketiga : Tasawuf yang berintikan metafisika
Tokoh sufi yang terkenal pada abad ini yaitu :
a.
Abu sulaiman Ad-Daaraany;(W.215 H)
b.
Ahmad bin Al-Hawaary Ad-Damasqiy; (W. 230 H)
c.
Abu Faidh Dzun-Nun bin Ibrahim al-Mishry;(W. 245 H)
d.
Abu Yazid Al-Bushthaamy; (W. 261 H/874 M)
e.
Junaid Al-Baghdaady; (W. Tahun 298 H)
f.
Al-Hallaj; lahir tahun 244 H/858 M.
4. Perkembangan
Tasawuf Pada Abad Keempat Hijriah.
Pada Abad
ini kemajuan Ilmu Tasawuf lebih pesat dibandingkan dengan kemajuannya di abad
ketiga Hijriah, karena usaha maksimalnya para UlamaTasawuf untuk mengembangkan
ajaran Tasawufnya masing-masing. Sehingga kota baghdad yang hanya satu-satunya
kota yang tekenal sebagai pusat kegiatan Tasawuf yang paling besar lainnya.
5. Pada Abad
kelima Hijriah
Disamping
adanya pertentangan antara Ulama Shufi dengan Ulama Fiqh, maka abad kelima ini
keadaan semakin rawan ketika berkembangnya mazhab Syari'ah Ismaa'iiliyah; yaitu
suatu mazhab (faham) yang hendak mengembalikan kekuasaan pemerintahan kepada
keturunan Ali bin Abi Thalib.
EmoticonEmoticon